Siapa sih yang ga kenal dengan Gunung Tangkuban Perahu? Gunung yang satu ini memiliki kisah yang begitu melegenda dan diketahui hampir seluruh penduduk Indonesia.
Hal ini lantaran kisah di dalamnya banyak dimuat di buku-buku pelajaran sekolah dan juga banyak dimuat di berbagai portal media online.
Buat kalian yang datang ke Bandung, Jawa Barat untuk berwisata, pasti menjadikan Gunung Tangkuban Perahu ini menjadi salah satu destinasi wisatanya kan?
Yaps, gak heran sih karena memang kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi itu begitu melegenda. Kisah itu bahkan telah diangkat di FTV Indonesia.
Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Dikisahkan pada zaman dahulu kala hiduplah wanita cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi memiliki suami yang berbentuk anjing yang memiliki nama Si Tumang.
Dayang Sumbi dan Si Tumang memiliki seorang putra, Sangkuriang. Mereka bertiga hidup bersama begitu bahagia. Namun Sangkuriang belum mengetahui jika Si Tumang tersebut adalah ayahnya. Dayang Sumbi pun tidak menceritakan hal itu kepada Sangkuriang.
Hingga suatu hari Sangkuriang berburu rusa ke hutan bersama dengan anjing kesayangannya itu yang tak lain adalah Si Tumang.
Ketika hari sudah sore dan sudah saatnya untuk pulang, namun Sangkuriang belum mendapatkan hewan yang menjadi buruannya.
Karena takut mengecewakan ibunya, akhirnya ia memutuskan untuk membunuh Si Tumang dan membawa dagingnya ke rumah. Sesampainya di rumah daging tersebut dimasak oleh ibunya.
Daging tersebut dijadikan lauk mereka berdua. Dayang Sumbi baru menyadari ketidakberadaan Si Tumang setelah selesai makan.
Sangkuriang yang merasa bersalah akhirnya menceritakan kepada ibunya.
Mengetahui hal itu sontak Dayang Sumbi marah dan meleparkan batu ke arah Sangkuriang. Lemparan batu tersebut mengenai kepala Sangkuriang.
Dayang Sumbi yang begitu marah tak menghiraukan putranya yang berdarah itu dan memilih untuk mengusirnya.
Setelah itu Dayang Sumbi menyesali perbuatannya itu. Ia berdoa agar ia diberi umur panjang dan awet muda agar bisa bertemu kembali dengan anaknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Keduanya ditakdirkan untuk bertemu kembali. Hanya saja keduanya tidak menyadari jika itu adalah pertemuan antara ibu dan anak.
Hal ini karena Sangkuriang waktu diusir dari rumahnya itu ia masih kecil, dan ketika bertemu kembali dengan Dayang Sumbi ia sudah tumbuh menjadi pemuda dewasa dan tampan.
Sedang Dayang Sumbi sendiri semakin cantik jelita. Hal ini pula yang membuat Sangkuriang jatuh hati. Mereka berdua akhirnya terlibat hubungan asmara.
Karena saling suka dan merasa cocok, Sangkuriang mengutarakan keinginannya untuk menikahi Dayang Sumbi.
Barulah pada momen itu Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menyadari jika pria yang ia cintai itu tak lain adalah putranya yang dahulu ia usir.
Menyadari hal itu ia pun mencari cara agar pernikahan itu gagal.
Dayang Sumbi lantas mengajukan syarat pada Sangkuriang.
Pemuda itu harus bisa membuat danau dan perahu dalam semalam agar keesokan harinya mereka bisa berkeliling danau berdua.
Menjelang pagi, danau dan perahu yang dibuat Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi pun khawatir dan berdoa agar matahari segera terbit.
Doanya terkabul, matahari terbit dan Sangkuriang belum berhasil menyelesaikan perahunya. Karena marah, Sangkuriang kemudian menendang perahu setengah jadi tersebut ke tengah danau.
Perahu mendarat dalam posisi terbalik. Perahu itulah yang kemudian disebut sebagai Gunung Tangkuban Perahu.
Apabila dilihat dari kejauhan, Gunung Tangkuban Perahu memang berbentuk mirip dengan perahu yang terbalik.
Tentang Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu ini tingginya mencapai 2.084 meter di atas permukaan laut. Kawasan ini cukup dingin, di siang hari suhunya ialah 17 derajat celcius. Sedangkan pada malam hari bisa mencapai 2 derajat celcius.
Sehingga wisatawan yang akan datang ke sini baiknya menggunakan pakaian yang tebal atau jaket yang bisa tahan dingin.
Yang menarik ialah Gunung Tangkuban Perahu ini bentuknya mirip dengan perahu yang terbalik. Hal ini berbeda dengan bentuk gunung berapi pada umumnya yang cenderung menjulang.
Selain panorama kawah, di lereng gunung juga terdapat perkebunan teh. Sehingga pengunjung yang ingin melihat dan menikmati alam hijau bisa menuju ke perkebunan itu.
Selain berwisata, tak jarang pengunjung yang datang ke sini juga dalam rangka pemotretan untuk foto prewedding.
Tidak hanya itu, kawasan wisata ini juga biasa dijadikan untuk pemotretan iklan maupun syuting film.
Nah bagi wisatawan yang memang merasa ingin mengeksplore lebih jauh Gunung Tangkuban perahu ini, disarankan menginap di hotel yang berada di sekitar sini.
Jam Operasional
- Senin pukul 08.00-17.00 WIB
- Selasa pukul 08.00-17.00 WIB
- Rabu pukul 08.00-17.00 WIB
- Kamis pukul 08.00-17.00 WIB
- Jumat pukul 08.00-17.00 WIB
- Sabtu pukul 08.00-17.00 WIB
- Minggu pukul 08.00-17.00 WIB
Harga Tiket
Wisatawan Domestik
- Tiket masuk: Rp 15.000
- Parkir Motor: Rp 5.000
- Parkir Mobil: Rp. 10.000
- Parkir Bus: Rp 20.000
Wisatawan Asing
- Tiket masuk: Rp 50.000
- Parkir Motor: Rp 7.000
- Parkir Mobil: Rp 15.000
- Parkir Bus: Rp 25.000
Lokasi
Gunung Tangkuban Perahu ini berada di Jalan Raya Tangkuban Perahu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
(Bacaan.NET/Bangkit N)